Iyus Yusandi

Guru SMAN 18 Garut...

Selengkapnya
Navigasi Web
Antusiasme Luar Biasa Pendidik di Purwakarta  dalam Lokakarya Bulan Bahasa 2019

Antusiasme Luar Biasa Pendidik di Purwakarta dalam Lokakarya Bulan Bahasa 2019

Gedung Bale Yudistira Jl. Ganda Negara 11 A Purwakarta pada hari Sabtu tanggal 26 Oktober dipadati para pendidik Purwakarta dalam acara Lokakarya Bulan Bahasa. Para pendidik begitu antusias dengan acara tersebut karena mendatangkan 2 orang guru besar yang berkecimpung dalam dunia Pendidikan. Kedua guru besar itu adalah Prof. Dr. H. Yus Rusyana, dan Prof. Dr. H. Iskandarwasid, M.Pd.

Acara yang dimotori A. Yogaswara, SS., M.Pd.,sebagai Ketua Pelaksana, Ahmad Sopian, S,Pd., M.Pd., yang Ketua MGMP Bahasa Sunda tingkat SMP Purwakarta sekaligus sebagai wakil ketua pelaksana dan Toni R., S.Pd., yang ketua MGMP bahasa Indonesia SMP di Purwakarta yang juga sebagai sekretaris pelaksana kegiatan lokakarya, benar-benar acara yang dihiasi antusiasme pesertanya. Mereka bertiga salig bahu-membahui sehingga seluruh kursi di gedung Bale Yudistira dengan daya tampung 500 kursi terisi penuh pendidik Purwakarta. Para pendidik merasakan bahwa pertemuan dengan guru besar itu sebagai reuni yang dapat menghapus kerinduan mereka saat perkuliahan pada zamannya. Namun, para peserta tak dapat berswapoto bersama guru besar tesrsebut. Moderator yang mengantarkan Prof. Dr. H. Yus Rusyana adaah seorang Kepala Sekolah di Purwakarta yaitu Cucu Agus Hidayat, M.Pd.

Pada kegiatan tersebut, Prof. Dr. H. Yus Rusyana memaparkan pokok-pokok pikiran dengan judul “Menjadi Mulia Melalui Pendidikan Bahasa”. Dalam makalahnya, Guru Besar yang dilahirkan di Pameungpeuk Garut pada tanggal 24 Maret 1938 ini menjelaskan bahwa menjadi pribadi mulia itu harus:

1. Memahami diri sendiri, yang meliputi:

a. Memahami kemampuan manusia

b. Memahami kemampuan berbahasa

c. Memahami kemampuan mengindra

d. Memahami kemampuan rohani

e. Memahami kemampuan jasmani

2. Memahami fungsi yang diemban manusia, yang mencakup:

a. Struktur pribadi manusia

3. Memahami fasilitas yang tersedia sebagai karunia Tuhan

a. Alam fisik

b. Alam hayati

c. Masyarakat

d. Budaya

e. agama

Catatan lain yang disampaikan oleh bangsawan, sastrawan, dan pendidik itu adalah bahwa

Manusia harus menjalankan hidup dengan berbuat baik. Dengan memahami diri sendiri, yaitu memahami wujud dan fungsi, serta memahami fasilitas-fasilitas yang tersedia, diharapkan manusia dapat berbuat baik untuk menjalankan hidupnya. Maksudnya, agar manusia menjelma menjadi pribadi mulia, maka ia harus berbuat baiki. Manusia harus melakukan hal-hal berikut, di antaranya:

1) menjadi orang yang beriman dan melaksanakan keimanannya sehingga ia mempunyai keyakinan bahwa keyakinan yang menjadi pegangannya dalam menempuh kehidupan.

2) Menjadi orang yang giat berbuat baik, dengan dasar kebenaran, kesabaran, dan kasih saying. Ia berbuat degan menggunakan kemampuan yang dimilikinya, yaitu kemampuan berbahasa, mengindra, kemampuan rohani, dan jasmani.

3) Menjadi orang yang berbuat baik dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang tersedia yang berupa alam, masyarakat, budaya, dan agama.

4) Menjadi orang yang berbuat baik untuk mencapai keselamatan, kemanfaatan, dan kenikmatan agar terhindar dari kerugian berupa kecelakaan, kesia-siaan, dan kesengsaraan.

Pada bagian makalahnya Prof. Dr. H. Yus Rusyana memaparkan bahwa Pendidikan Bahasa yang selaras dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Tujuan itu menjadi tujuan pendidikan bahasa yang merupakan bagian dalam struktur kurikulum. Sejalan dengan itu, tujuan pembelajaran bahasa sebagai berikut:

1) Beroleh pengalaman berbahasa

2) Beroleh pengetahuan tentang kebahasaan dan keterampilan berbahasa

Mengingat kegiatan pembelajaran berbahasa menghendaki ketersambungan dengan kegiatan-kegiatan lain dan menghendaki keterhubungan dengan ketersediaan fasilitas, maka pembelajaran berkesempatan mendapatkan nilai-nilai pendidikan. Nilai-nilai itu menjadi tujuan pendidikan. Nilai-nilai itu antara lain, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, demokratis, bertanggung jawab, dll. dapat menjadi muatan yang tidak memberatkan. Justru muatan itu diperlukan agar kegiatan berbahasa memiliki isi dan tidak menjadi omong kosong. Keterhubungannya dengan berbagai bidang, yaitu alam, masyarakat, budaya, dan agama menjadikan kegiatan berbahasa kena-mengena dengan kehidupan. Untuk itu disusun model-model pembelajaran berbahasa yang sesuai dengan keperluan.

Pembicara kedua ialah Prof. Dr. H. Iskandarwassid memaparkan Hakikat Pembelajaran Sastra. Sedangkan pembicara ketiga adalah Dede Rostiana, S.Pd. M.Pd. berkenaan dengan praktik menulis puisi. Kegiatan akhir, Seluruh peserta lokakarya pada kesempatan yang sama menulis 1 buah puisi dan karya mereka diterima langsung oleh pemateri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post